Aksi bela petani yang digelar dipelataran
depan kantor bupati pada hari Jumat (29/12) yang lalu terdiri dari kaum tani
sampai kaum akademisi, sebagai respon akan menggeliatnya harga bawang merah
yang bikin marah dan semakin merangkak jauh dari harapan petani, harga bawang
merah semakin tak setabil para petani hidup labil, bagaimana petani tak
menjerit biaya produksi naik, hasil panen semakin panik dan mencekik, belum
lagi modal biaya produksi hasil dari hutang. Menurut mereka pemerintah dinilai
tak bisa memberikan kebijakan yang merakyat, justeru bikin sekarat. Maka aksi
nyata demonstrasi sebagai solusi yang tepat. Dalam orasinya, para petani
mengajukan enam tuntutan kepada pemerintah setempat. Yakni, melakukan
penyerapan bawang merah dengan harga normal yakni Rp 15 ribu per kilogram.
Segera melakukan ekspor bawang merah, sehingga petani masih menikmati hasil keuntungan.
Pada saat yang sama, Pemerintah setempat
menerima langsung peserta aksi bela petani, mengungkapkan, pihaknya telah
berkoordinasi dengan pemerintah pusat perihal permasalahan harga bawang. Pihak
pemerintah setempat juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan
Kementerian Perdagangan, Perum Bulog untuk melakukan penyerapan hasil panen.
Tak cukup disitu, upaya bupati untuk
menstabilkan harga bawang, menginstruksikan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN)
di lingkungan Pemkab Brebes untuk membeli bawang merah di petani langsung, dan
sekarang dijalankan paling tidak hal itu mengurangi beban petani.
Namun sebenarnya masih banyak persoalan besar
tak hanya soal harga yang harus dilakukan oleh pemerintah kabupaten Brebes,
demi berlangsungnya petani bawang merah kedepan, pertama membenahi
infrastruktur pertanian, secara totalitas. Kedua datangkan tenaga ahli untuk
mengembalikan tanah brebes yang subur. Ketiga maksimalkan lembaga usaha untuk
mengelola bawang merah sedemikian rupa melalui dinas Pertanian. Sehingga
pemerintah daerah peduli terhadap produk unggulan yang menjadi ikon brebes dan
siap bersaing.
Disela-sela masih hangatnya aksi bela petani,
tokoh agama dan kyai ikut memberikan perhatian yang terjadi perihal
demonstrasi. Seperti di salah satu kolom halaman koran cetak yang terbit pada
hari rabu 03 Januari 2018 berjudul “Harga Anjlok Tebarkan Sholawat” didalamnya
tertulis harga bawang di Brebes anjlok karena petani kurang berzakat, sebab
untung dan rugi merupakan ketentuan Allah SWT dalam dunia perdagangan. Termasuk
tidak membayar zakat petani akan rugi kedua-duanya. Demikian KH Subkhan
ceramahnya di Pendopo. Tak hanya itu, KH Subkhan mengajak masyarakat brebes
untuk tidak selalu menyalahkan pemerintah “Gak Perlu Demo ketika harga bawang
anjlok, kita tebarkan saja sholawat nanti berkah. Tegas beliau.
Kapasitas beliau sebagai kyai wajar saja
memberikan wejangan kepada umatnya untuk selalu intropeksi dan evaluasi diri,
dan pandangan-pandangannya penuh dengan nilai-nila agama.
Ceramah beliau benar adanya dalam kacamata
agama, tak dipungkiri bisa saja petani kurang zakat menjadi sebab musababnya
harga semakin sekarat. Tak ada syukur yang sebenarnya menjadi pelipur, dimana
harta kekayaan ada hak untuk orang yang membutuhkan. Soal untung dan rugi
sebuah keniscayaan. Banyak yang tak sadar penghasilan semakin meningkat namun
lalai akan zakat. Bukankah Agama mengatur cara kerja bernilai pahala, tak
sekedar tujuan harta, tahta dan wanita. Bukankah Agama memberikan garansi tetap
harus peduli sesama manusiawi. perjalanan hidup tak selamanya ni'mat atau
sekarat. Hidup tak selamanya suka atau duka, bahagia atau sengsara.
Disisi lain pandangan agama tak dibarengi
dengan aksi nyata terasa hampa, berdoa tak selaras usaha tentunya belaka,
begitu juga usaha tak disertai do’a ia jumawa dihadapan tuhannya. Oleh sebab
itu jadilah manusia yang salih spritual dan salih sosial. Krisis spritual dan
kurangnya kebijakan pemerintah yang menjadi wabah. Semoga kebijakan pemerintah
selalu berpihak kepada petani, biar ekonominya tak merugi, berkah tak serakah,
remojong dan gotong royong. Amin.
*Penulis Dilahirkan di Desa Dumeling, Wanasari Brebes,
sekarang sedang menempuh Program Pascasarjana UNUSIA Jakarta, Kosentrasi
Sejarah Kebudayaan Islam. Ketua Umum KPMDB Jakarta 2015-2016.