Selasa, 04 Juni 2013

Telaah Agama-Agama Dunia


       Sejarah dan Perkembangan Agama Kon Fu Tse dan Taoisme

                                                           Pendahuluan

         Kita menyaksikan bahwa setelah perang duina II usai, selain kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi, ternyata agama juga memiliki kemajuan yang hebat sekali. Sudah barangtentu fenomena yang semacam ini membantah suatu pendapat yang mengatakan bahwa dengan kemajuan ilmu pengetahuan, agama akan mengalami kemunduran. Kenyataannya adalah bukan demikian. ! Sebagai contoh umpamanya baru-baru ini kita dapat membaca tulisan yang menyatakan bahwa rakyat ameika serikat yang dikatakn negara sekuler itu ternyata bahwa dalam pengambilan suara secara acak tentang calon presiden yang akan dating, 90% dari suara yang masuk menentang calon presiden yang ateis. Demikian juga kemajuan agama Kristen di negeri itu terutama di sebelh Selatan, yaitu di kalangan “Southern Baptist”, peningkatan agama sangat menonjol. Bisa saja kita tidak setuju dengan corak kebangkitan agama Kristen di Amerika, karena mengambil betuk “fundamentalisme”, tetapi bagaimanapun juga fenomena yang sedemikian itu merupakan tanda-tanda kebangkitan agama.
          Memang disini tidak akan diperdebatkan tentang definisi agama, karena tidak sedikit orang yang menganggap bahwa animism, konfusianisme, adalah bukan agama, sebagaimana tidak sedikit juga orang yang menganggap bahwa Shito adalah juga bukan agama. Tetapi untuk memudahkan pembahasan ketiga kepercayaan itu dimasukkan dalam bab agama.


A.    Sejarah dan Perkembangan Agama Kon Fu Tse dan Taoisme

1.      Konfusionisme

         Menurut cerita, Konfusius adalah nama latin dari K’ung Tzu, Kong Hu Tsu atau K’ung. Ia dilahirkan di negeri Lu, yang sekarang adalah propinsi Shantung, pada tahun 551 S.M. dari sebuah keluarga yang sederhana, jujur dan setia berbakti kepada Thian. Konon kelahirannya diiringi oleh peristiwa-peristiwa ajaib, dan pada tubuhnya juga tampak tanda-tanda luar biasa. Semua keberhasilannya adalah berkat usaha dan kerja kerasnya sendiri. Kariernya dimulai sebagai pengawas lumbung padi di daerah asalnya, dan akhirnya diserahi tanggungjawab urusan pekerjaan umum.
         Pada tahun 528 S.M. Konfusius berhenti dari pekerjaannya karena kematian ibunya. Selama periode berduka cita lebih kurang tiga tahun, ia mengasingkan diri untuk belajar dan melakukan meditasi. Ahirnya ia muncul dari pengasingannya sebagai seorang guru, dan berhasi menarik sejumlah besar murid yang setia. Kemasyhurannya semakin meningkat. Pada usia 50 tahun memasuki ia memasuki kehidupan masyarakat umum. Ia ditunjuk menjadi Kepala Hakim di kota Chung-Tu, dan segera pul diangkat menjadi menteri Pekerjaan dan Pengadilan. Jabatan-jabatan tersebut telah memberikan kesempatan padanya untuk praktek mengajar dan menyelaenggarakan suatu sistem administrasi yang teratur. Ia berhasil membuat negara menjadi tenteram dan adil, sehingga kejahatan dan kerusakan ahlak menjadi hilang.
         Keadilan yang diterapkan secara tegas menyebabkan musuh-musuh atau lawan-lawannya berusaha dengan sungguh-sungguh  untuk menjatuhkannya. Pada tahun 497 S.M. Konfusius terpaksa meniggalkan negerinya dan pergi mengembara. Selama 14 tahun, bersama-sama dengan sekelompok kecilmuridnya yang setia, ia pergi dari satu tempat ke tempat yang lain. Ketika diizinkan kembali ke negerinya, ia sudah berusia 68 tahun. Sisa hidupnya dihabiskan untuk mengajarkan pahamnya dan meneliti warisan-warisan lama. Ia menghasilkan sebuah karya yang disebut Ch’un-ts’in. Sejarah Musim Semi dan Musim Gugur. Konfisius meninggal dunia pada tahun 470 S.M. [1]
         Cina adalah sebuah Negara yang mempunyai sejarah cukup panjang, yang konon dimulai sekitar tahun 2.700 S.M.. Pada waktu itu  tradisi dan lembaga-lembaga di cina sudah dibakukan, sudah membudaya dan tersusun secara rapi. Sekalipun demikian, tidak diketahui secara pasti bagaimana semua itu terjadi. Beberapa sumber kuno, seperti Sje-tsing (buku tentang pujian) dan Shu Cing (buku tentang sejarah), memberi kesan bahwa bangsa Cina purba adalah monotei, yakni percaya kepada satu Tuhan. Sedangkan nama yang diberikan kepada Tuhan itu adalah Shang-ti, yang berarti penguasa tertinggi dan Tien, yang berarti Sorga.
          Akan tetapi, bersama perjalanan waktu, agam di cina selanjutnya mengalami kemerosotan. Di samping percaya terhadap Shang-ti, bangsa cina kuno kemudian percya pula terhadap roh-roh halus dan roh-roh nenek moyang, yang semuanya mereka puja dalam upacara-upacara korban. Cina sudah sedemikian merosot. Kebudayaan dan peradaban yang sebelumnya telah di bangun dengan susah payah oleh dinasti-dinasti sebelumnya, kini hanya tinggal bayangan saja. Dalam situasi seperti itulah lahirlah Konfusius atau Kong Hu Tsu atau K’oeng Foe-tze, yang ajaran-ajarannya kemudian sangat berpengaruh besar dalam kehidupan bangsa cina. Selama hampir dua puluh lima abad Konfusius di anggap sebagai Guru pertama oleh orang-orang cina. Hal ini tidak berarti bahwa sebelum Konfusius tidak ada guru di Cina, melainkan pengakuan dari bangsa cina bahwa Konfusius berada pada tingkat paling atas dari semua guru tersebut. [2]
2.      Taoisme
        Menurut tradisi, Toisme bersal dari seseorang yang bernama Lao Tzu, yang dikabarkan lahir kira-kira tahun 640 S.M.  Agama Tao adalah Agama yang ber ke-Tuhanan, menjunjung tinggi derajat nenek moyang, menghormati tata tertib, mencintai sesamanya. Dewa-Dewi termasuk yang disembah/dipuja, namun kebanyakan penganutnya masih belum memahami asal usul dan riwayat dewa-dewi yang disembah/dipujanya itu, mereka hanya mengikuti tradisi saja, bahkan keadaannya sudah merupakan suatu tradisi.[3]
          Taoisme adalah agama yang selalu mengalami perkembangan dan evolusi, sehingga selain sulit untuk menentukan waktu kelahirannya, juga sulit untuk menentukan batas-batasnya. Sehingga Livia Kohn mengatakan: “Taoisme tidak pernah merupakan suatu agama yang terpadu, dan terbentuk kombinasi (berbagai) ajaran yang didasarkan atas beraneka macam sumber asli “(lihat buku karyanya yang berjudul “Taoist Mystical Philosophy: The Scripture of Western Ascension,” Albany: State Universty of New York Press, 1991) meskipun tidak dapat menentukan tanggal yang pasti dari kelahiran Taoisme, namun untuk mengetahui asal muasalnya kita dapat kembali pada 5000 tahun yang lalu, tatkala sekelompok suku berdiam di tepi sungai kuning (Huang He) di Tiongkok Utara.[4]
B.       Kitab-kitab Suci
1.        Kitab Suci Agama Konfusionisme
Ada enam buku klasik agama Konfisius yang diyakini ditulis oleh Konfusius sendiri, yaitu:
a.    Shu Ching, buku tentang sejarah, Aslinya mengandung 100 dokumen sejarah dinasti-dinasti kuno Cina, dan mencakup suatu periode yang dimulai dari abad ke-24 S.M. sampai abad 8 S.M.
b.    Shih Cing, buku tentang puisi, yaitu kumpulan sajak-sajak yang populer yang ditulis lima ratus tahu pertama dari dinasti Chan.
c.    Yi Ching, buku tentang perubahan-perubahan
d.   Li Chi, buku tentang upacara-upacara
e.    Yeo, buku tentang music
f.     Chu’un Ch’ii, tentang sejarah musim semi dan musim rontok
2.    Kitab Suci Agama Taoisme
Agama Tao memiliki beberapa kitab suci yang wajib dibaca oleh setiap umat Tao, antara lain ialah:
a.         Tai Shang Lao Jun Zhen Jing ( Kitab Suci Maha Dewa Dai Sang Lao Cin )
b.         Er Lang Shen Zhen Jing ( Kitab Suci Dewa Er Lang Shen )
c.         Fu De Zheng Shen Zhen Jing ( Kitab Suci Dewa Fu Tek Chen Shen )
d.        Dao De Jing ( Kitab Tao Tek / Kitab Budi Pekerti & Hati Nurani Yang Luhur )
e.         Wang Di Zhi Jing ( Empat Kitab Kaisar Kuning )
f.          Dai Bing Jing ( Kitab Dai Bing / Kitab Aman Sentosa )
g.         Qiang Jing Jing ( Kitab Hening Tanpa Pamrih )
h.         Shen Tian De Tao Zhen Jing ( Kitab Suci Demi Mendapat Tao dan Naik ke Langit
         Dari sekian banyak kitab suci bacaan wajib bagi setiap umat Agama Tao, yang paling banyak diterjemahkan ke dalam bahasa asing di seluruh dunia sekarang ini adalah Kitab Tao Tek Ching / Tao Tek Zheng Jing / Lao Zi Wu Jien Wen ( Kitab 5000 Kata Dari Lao Zi ). [5]
C.       Ajaran-ajaran
1.         Ajaran Agama Konfusionisme
Ø  Ketuhanan (delapan pengakuan iman)
·         Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
·         Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
·         Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
·         Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
·         Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
·         Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
·         Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
·         Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)
Ø  Moral
·      Tripusaka : Bijaksana, Cinta Kasih, Berani / Zhi, Ren, Yong
·      Satya Dan Dapat Dipercaya / Zhong Xin
·      Kesusilaan Dan Kebenaran / Li Yi
·      Suci Hati Dan Tahu Malu / Lian Chi
·      Sederhana Dan Suka Mengalah / Qian Rang
·      Memperbaiki Kesalahan / Gai Guo
·      Melaksanakan Ajaran Agama Dengan Sungguh / Gong Xing[6]

2.      Ajaran Agama Taoisme

·      Sifat Qing Jing Wu We
Suatu sifat dimana orang dianjurkan untuk selalu berusaha berbuat sesuatu demi kepentingan bersama, namun tetap menjaga sikap mental yang tulus tanpa pamrih.
·         Wu (kesadaran)
Yaitu kesadaran kita tentang kehidupan yang kita jalani dan kesadaran kita dalam menjalani ajaran Tao. Wu berjalan kalau kita banyak belajar.
·      Ceng Li (logika)
Logika yang dimaksud disini adalah: setiap pemikiran antara yang satu dengan yang lainnya itu pasti berbeda dan tak akan berjalan satu arah.

D.    Ritual Agama

    
E.     Agama Konfusius di Indonesia
         Pada zaman penjajahan, perkembangan agama Konfusius di Indonesia ditandai dengan berdirinya beberapa organisasi yang berusaha untuk memajukan agama tersebut di kalangan pemeluknya. Sebagai misal, pada tahun di Sala berdiri sebuah lembaga agama Kong Hu Cu yang disebut dengan Khong Kauw Hwee. Usaha untuk memajukan dan mempersatukan paham Konfusius di Indonesia ini pada tahun-tahun berikutnya tetap giat dilakukan melalui konprensi-konprensi yang diselenggarakan di beberapa kota, seperti Sala, Yogyakarta, Bandung dan sebagainya. Tetapi dengan meletusnya perang dunia II dan masuknya balatentara Jepang ke Indonesia, kegiata-kegiatan Khong Kauw Hwee secara nasional menjadi praktis terhenti.
          Setelah zaman kemerdekaan, lembaga-lembaga agama Kong Hu Cu mulai memperlihatkan keaktifannya kembali. Dalam konprensi yang diselenggarakan di Sala pada tahun 1954 diputuskan untuk membangkitkan kembali organisasi Khong Kauw Hwee (Lembaga Pusat Agama Konh Hu Cu) yang pernah dibentuk pada tahun 1923. Pda tahun berikutnya, juga dalam konprensi di Sala, diputuskan untuk membentuk lembaga tertinggi agama Khong Hu Cu di Indonesia dengan nama “Perserikatan K’ung Chiao Hui Indonesia”, disingkat PKCHI. Terbentuknya organisasi ini menandai awal dari babak baru dalam sejarah agama Konfusius di Indonesia.
          Dalam kongresnya yang keempat, PKCHI memutuskan untuk mengirimkan utusan menghadap Menteri Agama R.I. untuk memohon agar agama Khong Hu Cu dikukuhkan kedudukannya dalam kementrian Agama R.I. di samping memutuskan mengubah nama PKCHI menjadi “Lembaga Agama Sang Khong Hu Cu di Indonesia”, disingkat LASKI. Pada tahun 1963 menjadi “Gabungan Perkumpulan Agama Khong Hu Cu Indonesia”, disingkat GAPAKSI.          Dalam kongres yang kelima, tahun 1964, nama GAPAKSI dirubah menjadi “Gabungan Penghimpunan Agama Khong Hu Cu se Indonesia” dengan singkatan yang sama. Tetapi, tahun kemudian nama ini diubah kembali menjadi “Majelis Tinggi Agama Khong Hu Cu Indonesia”,disingkat MATAKIN. Nama terahir ini tetap dipergunakan sampai sekarang.[7]

PENUTUP
         Dari uraian yang telah penulis paparkan di atas sekiranya dapat menambah pengetahuan kita akan berkembangnya agama-agama hususnya agama Konfusionis ataupun agama Tao yang keduanya memang sangat erat sekali cakupannya. Tidak cukup sampai disini, kami masih sangat membutuhkan tanggapan, saran maupun kritikan, dari teman-teman terlebih Dosen Pembimbing Matakuliah Agama-agama Dunia , karna makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Ahirnya dari kami kurang lebihnya mohon damaklumi.




KESIMPULAN
          Agama Konfusionis dan Tao adalah suatu agama yang mana mempunyai sejarah dan perkembangan. Disamping itu juga tak bisa dilepaskan bahwa agama ini juga mempunyai ajaran-ajaran, kitab suci dan ritual agama masing-masing. Selanjutnya di Indonesia juga menjadi titik tumpu berkembangnya dua agama ini. Walaupun sebelumnya sedikit mengalami kelumpuhan akibat terjadinya perang dunia II dan masuknya balatentara Jepang ke Indonesisia ahirnya mulai memperlihatkan keaktifannya kembali.
         

DAFTAR PUSTAKA
_Abdurrahman, dkk, Agama-agama di Dunia, (Yogyakarta: PT. HANINDITA, 1988)
_Smith Huston, Agama-agama Manusia, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008)

_http://id.wikipedia.org/wiki/ Kitab Suci Agama Tao









[1] Drs. Abdurrahman, Agama-agam di Dunia (Yogyakarta: IAIN SUNAN KALIJAGA PRESS, 1988 ), hlm. 219
[2] Ibid, hlm. 217-218
[5] http://id.wikipedia.org/wiki/ Kitab Suci Agama Tao
[6] http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Khonghucu
[7] Drs. Abdurrahman, Agama-agam di Dunia (Yogyakarta: IAIN SUNAN KALIJAGA PRESS, 1988 ), hlm. 229

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tadarus Salih Ritual Kyai Hasyim Asy’ari

Tadarus Salih Ritual Kyai Hasyim Asy’ari Oleh: Anisul Fahmi Kyai Hasyim Asy’ari sosok figur yang sangat produktif dalam dunia k...