Minggu, 26 Mei 2019

Tadarus Salih Ritual Kyai Hasyim Asy’ari


Tadarus Salih Ritual Kyai Hasyim Asy’ari
Oleh: Anisul Fahmi


Kyai Hasyim Asy’ari sosok figur yang sangat produktif dalam dunia karya tulis, terbukti ditemukannya beberapa karya-karya beliau, banyak warisan dan jejak yang beliau tinggalkan namun tak sekedar ilmu saja melainkan amal sebagai pengabdiannya kepada umat sekaligus sebagai gerak jejak suri tauladan bagi santri, kader umat dan bangsa. Karya beliau telah mampu melampaui sejarah pergolakan khazanah Islam klasik dan menggambarkan ciri khas karakter keberagamaan orang Nusantara khususnya Indonesia, beliau hadir sebagai figur yang dialogis dan mampu membaca kultur budaya dan agama berjalan secara sinergi.
Karya-karya ilmiah beliau tertuang dalam kitab:
1. Adab al-Alim wa al-Muta‟allim
2. Risālah ahl al-Sunnah wa al-Jamā’ah
3. Al-Tibyān
4. Al-Nūr al-Mubīn
5. Ziyādah al-Ta„līqāt
6. Tanbihāti al-Wājibāt
7. Dlau‟ al-Mishbāḥ
8. Awdlih al-Bayān
9. Irsyād al-Mu‟minīn
10. Al-Manāsik al-Shughrā
11. Risālah Jāmi’ah al-Maqāshid
12. Risālah Tusammā bi al-Jāsūs fī bayāni ahkām al-Naqūs
13. Risālah fī jawāzi al-Taqlīd
14. Al-Darar al-Muntatsirah
 15. Tamyīz al-Haq min al-Bāthil
16. Risālah fī al-„Aqāid
17. Risālah fī al-Tashawwufi

Kitab Risālah Jāmi’ah al-Maqāṣid sebagian dari karya ilmiah yang disusun oleh Kyai Hasyim Asy’ari, kitab ini hanya memiliki 38 halaman namun ulasannya begitu dalam syarat akan makna.
Kitab Risālah Jāmi’ah al-Maqāṣid secara harfiah bermakna ulasan yang menghimpun tentang tujuan-tujuan, diantaranya mengulas beberapa tema, pertama penjelasan tentang aqidah Islam, pokok-pokok hukum, kedua menguraikan tentang bersuci, ketiga menjelaskan perihal hukum sholat, keempat soal zakat, kelima soal puasa, keenam penjelasan haji dan umrah, ketujuh ditutup dengan uraian pokok-pokok jalan menuju tasawuf.

Gagasan Tasawuf Kyai Hasyim Asy‟ari
Gagasan-gagasan tasawuf oleh kyai Hasyim Asy‟ari tertuang dalam literatur kitab Risālah Jāmi’ah al-Maqāṣid, beliau menjelaskan tentang bagaimana cara menuju kepada Allah. Tak luput beliau memaparkan anjuran amalan khusus untuk dibaca diantaranya bacaan zikir, doa, dan beberapa bacaan do’a yang bersumber dari al-Qur’an untuk dilantunkan pada waktu pagi dan sore hari.  Dan tak kalah penting konsep yang ditawarkan Hasyim Asy‟ari dalam kitab tersebut, ialah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan serta untuk selalu mencontoh nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, niat yang tulus tanpa pamrih dalam setiap rutinitas ritual ibadah kepada Allah, mengatur waktu dengan cara memperbanyak zikir, bersahabat dengan para alim ulama, serta meninggalkan diri dari sesuatu yang menghantarkan nafsu, demi menyelamatkan dari penyesalan dan kehancuran, mengapa demikian, karena dengan begitu manusia akan sampai pada puncaknya kenikmatan hakiki, perjumpaan ruh seorang hamba kepada Allah untuk mencapai ridhaNya.
Lanjut kyai Hasyim Asy’ari menguraikan proses dan tahapan-tahapan menuju puncak yang harus dilakukan oleh hambanya; Pertama, bertaubat dari hal-hal yang telah diharamkan dan dimakruhkan. Kedua, mencari ilmu pengetahuan sesuai kadar kebutuhan. Ketiga, tak meninggalkan praktik thaharah dalam arti ia selalu dalam kondisi suci dengan cara ia tak lepas dari wudlu. Keempat, melaksanakan ritual ibadah wajib dan sunnah di awal waktu secara berjama’ah. Kelima, menjaga delapan rakaat sholat dluha dan enam rakaat antara mahgrib dan isya atau biasa dikenal dengan sholat awwabin/taubat. Keenam, menjalankan shalat malam. ketujuh, melakukan shalat witir. Kedelapan, melaksanakan puasa Senin dan Kamis serta puasa baidl selama tiga hari (disaat bulan purnama) dan pada hari-hari yang dimulyakan (rajab dan asyura’). Kesembilan, membaca al-Qur’an dengan hudlur (memaknai ayat demi ayat) dan tadabbur (merenungkan makna demi makna). Kesepuluh, memperbanyak bacaan istighfar serta membaca shalawat kepada nabi Muhammad SAW.


Ciputat, 22 Ramadhan 1440 H.


Kamis, 22 Maret 2018

Mengembalikan Ruh Keluarga Pelajar Mahasiswa Daerah Brebes (KPMDB)



Oleh: Anisul Fahmi*

Sebagai sebuah organisasi berbasis primordial yang sudah mapan, KPMDB memiliki akar sejarah dan transformasi gerakan yang memberikan isyarat perubahan secara kontinue. Perlu dipahami oleh seluruh keluarga besar mahasiswa Brebes bahwa organisasi etnis dibangun atas dasar kekeluargaan, solidaritas dan persekawanan yang kuat. Namun sebagai pembelajaran organisasi etnis juga perlu menjalankan prinsip-prinsip administrasi, manajemen dan konstitusi organisasi modern.
Organisasi etnis yang berbasis primordialisme secara platform lebih mengedepankan pemberdayaan anggota dan berusaha menjadikan persoalan daerah asal, sebagai ruang eksperimentasi gagasan dan segmentasi bergerak dalam proses implementasi visi dan misi organisasi, serta menjungjung tinggi keputusan bersama dan tunduk atas konstitusi (AD ART).
Namun yang menjadi persoalan adalah sejauh mana pengurus dan anggota organisasi etnis tersebut memiliki kesadaran akar primordialisme, tradisi dan budaya yang mengikat persaudaraan dan kekeluargaan ?

Idealnya setiap individu di organisasi berbasis primordial; pertama, memiliki manifestasi kesadaran pada mulanya mereka berasal dari daerah yang sama. Kedua, memiliki manifestasi kesadaran akan ikatan kekeluargaan sebagai basis ideologis yang paling dasar dan pokok. Ketiga, memiliki manifestasi kesadaran akan bahasa pengikat yang digunakan dalam berkomunikasi dan komunitas kelas masyarakat Brebesan yang memiliki karakter, akar tradisi dan budaya yang kuat.
Di era desentralisasi dan otonomi daerah ini peran serta dari semua elemen masyarakat tak terkecuali mahasiswa tidak dapat dielakkan lagi dalam membangun dan mengelola daerahnya sesuai dengan sumber daya masing-masing. Begitu pun yang ingin dilakukan para mahasiswa Brebes yang tergabung dalam KPMDB.
Oleh karena itu, KPMDB seharusnya terus mengadakan kegiatan yang dapat menjaga eksistensi anggota dan organisasinya. Kegiatan atau program yang dilaksanakan KPMDB berorientasi pada penguatan basis intelektual, pelatihan, pembekalan dan peningkatan life skill, dan kepedulian sosial. Organisasi ini dibentuk  sebagai wadah pembelajaran mahasiswa Brebes untuk membina, mengembangkan dan menyalurkan bakat, minat, dan skill mahasiswa dalam wahana intelektual, sosial, dan keagamaan.


*Ketua Umum KPMDB Jakarta Masa Juang 2015-2017.


Rabu, 03 Januari 2018

Antara Fatwa dan Aksi Nyata

Aksi bela petani yang digelar dipelataran depan kantor bupati pada hari Jumat (29/12) yang lalu terdiri dari kaum tani sampai kaum akademisi, sebagai respon akan menggeliatnya harga bawang merah yang bikin marah dan semakin merangkak jauh dari harapan petani, harga bawang merah semakin tak setabil para petani hidup labil, bagaimana petani tak menjerit biaya produksi naik, hasil panen semakin panik dan mencekik, belum lagi modal biaya produksi hasil dari hutang. Menurut mereka pemerintah dinilai tak bisa memberikan kebijakan yang merakyat, justeru bikin sekarat. Maka aksi nyata demonstrasi sebagai solusi yang tepat. Dalam orasinya, para petani mengajukan enam tuntutan kepada pemerintah setempat. Yakni, melakukan penyerapan bawang merah dengan harga normal yakni Rp 15 ribu per kilogram. Segera melakukan ekspor bawang merah, sehingga petani masih menikmati hasil keuntungan.
Pada saat yang sama, Pemerintah setempat menerima langsung peserta aksi bela petani, mengungkapkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat perihal permasalahan harga bawang. Pihak pemerintah setempat juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan, Perum Bulog untuk melakukan penyerapan hasil panen. Tak cukup disitu, upaya bupati  untuk menstabilkan harga bawang, menginstruksikan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Brebes untuk membeli bawang merah di petani langsung, dan sekarang dijalankan paling tidak hal itu mengurangi beban petani.  
Namun sebenarnya masih banyak persoalan besar tak hanya soal harga yang harus dilakukan oleh pemerintah kabupaten Brebes, demi berlangsungnya petani bawang merah kedepan, pertama membenahi infrastruktur pertanian, secara totalitas. Kedua datangkan tenaga ahli untuk mengembalikan tanah brebes yang subur. Ketiga maksimalkan lembaga usaha untuk mengelola bawang merah sedemikian rupa melalui dinas Pertanian. Sehingga pemerintah daerah peduli terhadap produk unggulan yang menjadi ikon brebes dan siap bersaing.          
Disela-sela masih hangatnya aksi bela petani, tokoh agama dan kyai ikut memberikan perhatian yang terjadi perihal demonstrasi. Seperti di salah satu kolom halaman koran cetak yang terbit pada hari rabu 03 Januari 2018 berjudul “Harga Anjlok Tebarkan Sholawat” didalamnya tertulis harga bawang di Brebes anjlok karena petani kurang berzakat, sebab untung dan rugi merupakan ketentuan Allah SWT dalam dunia perdagangan. Termasuk tidak membayar zakat petani akan rugi kedua-duanya. Demikian KH Subkhan ceramahnya di Pendopo. Tak hanya itu, KH Subkhan mengajak masyarakat brebes untuk tidak selalu menyalahkan pemerintah “Gak Perlu Demo ketika harga bawang anjlok, kita tebarkan saja sholawat nanti berkah. Tegas beliau.
Kapasitas beliau sebagai kyai wajar saja memberikan wejangan kepada umatnya untuk selalu intropeksi dan evaluasi diri, dan pandangan-pandangannya penuh dengan nilai-nila agama.
Ceramah beliau benar adanya dalam kacamata agama, tak dipungkiri bisa saja petani kurang zakat menjadi sebab musababnya harga semakin sekarat. Tak ada syukur yang sebenarnya menjadi pelipur, dimana harta kekayaan ada hak untuk orang yang membutuhkan. Soal untung dan rugi sebuah keniscayaan. Banyak yang tak sadar penghasilan semakin meningkat namun lalai akan zakat. Bukankah Agama mengatur cara kerja bernilai pahala, tak sekedar tujuan harta, tahta dan wanita. Bukankah Agama memberikan garansi tetap harus peduli sesama manusiawi. perjalanan hidup tak selamanya ni'mat atau sekarat. Hidup tak selamanya suka atau duka, bahagia atau sengsara.
Disisi lain pandangan agama tak dibarengi dengan aksi nyata terasa hampa, berdoa tak selaras usaha tentunya belaka, begitu juga usaha tak disertai do’a ia jumawa dihadapan tuhannya. Oleh sebab itu jadilah manusia yang salih spritual dan salih sosial. Krisis spritual dan kurangnya kebijakan pemerintah yang menjadi wabah. Semoga kebijakan pemerintah selalu berpihak kepada petani, biar ekonominya tak merugi, berkah tak serakah, remojong dan gotong royong. Amin.  


*Penulis Dilahirkan di Desa Dumeling, Wanasari Brebes, sekarang sedang menempuh Program Pascasarjana UNUSIA Jakarta, Kosentrasi Sejarah Kebudayaan Islam. Ketua Umum KPMDB Jakarta 2015-2016.

Kamis, 28 Desember 2017

RINDU ARAFAH



Arafah..........Cantik dan jelita nan indah auranya, Arafah aku menyebutnya, Arafah tak sekedar nama yg melekat padanya, Nama sebuah gunung yg menjulang tinggi di tengah padang pasir tanah suci makah karamah.Tempat yang sakral dan penuh kemuliaan, rentetan peristiwa yg layak di kenang sepanjang masa sebagai titah dalam kehidupan kita. Di tempat ini Nabi kita terakhir berfatwa, bersabda atasnama Tuhannya. di tempat ini lautan manusia bertatap muka atas dasar cinta menjalankan perintahNya, di tempat ini pula Nabi Adam dan Siti Hawa berjumpa mesrah nan bahagia setelah lama berpisah, merajut kembali ikatan cinta suci yang lama kering penuh dengan dahaga. Arafah banyak yg merindukan akan kemuliaan mu, banyak yg mengharapkan akan percikan berkahmu. Rindu malam Arafah, bersimpuh menundukan kepala meneteskan air mata memohon dengan ampunanNya. Tanpa Mu Ya Allah, aku bukan siapa-siapa, sebatas hamba yg penuh dengan keterbatasan, teteskanlah sifat AmpunanMu untuk proses menjalani ujianMu. Temukanlah hamba dengan hati dan nurani bahagia sebagai mana Nabi Adam menjalani bahtera rumahtangga penuh dengan suka cita.
Arafah Tetaplah kau jadi nama suci untuk bersimpuh bagi Alam Raya Ini.
31-08-17
#SelamatHariRayaIdhulAdha
#JanganLupaBahagia

BERKAH DAN SERAKAH

Dunia kerja dunia penguasa, siapa yang kuat dia yang dapat. Cara kerja tak lagi sehat semua diembat.Tak pandang dia saudara ataupun keluarga. Persaingan dunia kerja layaknya perebutan bola. Saling sikut penuh emosi level akut. Berjibaku cara yang keras, bercucuran keringat mengalir deras. Demi mengumpulkan lembaran kertas. Perjuangan kerja tak terukur bahkan sampai lembur. Memburu dan menggebu-gebu. Adu gengsi demi pundi-pundi materi dan eksistensi. Dunia kerja bak virus yang membius siapa saja yang mengendus maka akan tergerus. Dia tak sadar penghasilan semakin meningkat namun lalai akan zakat. Bukankah Agama mengatur cara kerja bernilai pahala, tak sekedar tujuan harta, tahta dan wanita. Bukankah Agama memberikan garansi tetap harus peduli sesama manusiawi. Hidup tak selamanya ni'mat atau sekarat. Hidup tak selamanya suka atau duka, bahagia atau sengsara. Proses hidup tak lama hanya sekejap mata. Kapan saatnya tiba masa ajalnya. Berdoa dan berusaha "Sandang Papan Pangan" menjadi jalan surgaNya terlindung dari murkaNya.
Anisul Fahmi
28-12-17

#JanganLupaBahagia

Selasa, 26 Desember 2017

SAMAWA BERUJUNG DERITA


Pernikahan tak lagi sakral ucap janji hanya sekedar seremonial. Kebahagiaan tak lagi rasakan, Kesengsaraan menjadi santapan. Ketenangan tergantikan, Kenyamanan terbinasakan. Tanggung Jawab tak lagi bisa menjawab. Komitmen membangun keluarga sirna entah kemana, sebab tak bisa mengatasi problem yang ada. Selingkuh dimana mana, nafkah tercecer begitu saja.
Sakinah semakin punah, Mawaddah menjelma sumpah serapah, Warrahmah menjadi gelisah. Ucap janji setia Komitmen belaka. Nikah tak lagi penuh Rahmat justru menjadi laknat.
Nikah tak lagi mendatangkan berkah justru malah bikin serakah.
Cinta yang terbagi penuh dengan alibi dihadapan istri atau suami. Mahar seperangkat alat sholat menjadi jalan memperalat. Cantik soal fisik. Jelita soal aura. Paras yang terlintas. Rindu akan semu. Nafkah sekedar materi tak berarti, tanpa dibarengi sentuhan ruhani. Nikah tak cukup dipusaran cinta, cita dan rasa. Tapi tanggung jawab sosial dihadapan manusia dan tanggung jawab moral dihadapan Tuhannya. Mampukah menghantarkan keluarga ke pintu surga dengan segala RidhaNya ataukah ke Neraka dengan segala murkaNya.

Anisul Fahmi
Ciputat 26-12-17

#JanganLupaBahagia

Manusia Yang Tak Manusiawi

Manusia yang katanya makhluk sosial ternyata individual.
Manusia kaya akan teoritis rasa manusiawi semakin terkikis.
Pangkat manusia semakin tinggi rasa dengki terus meninggi.
Populasi manusia semakin banyak rasa iba semakin tak tergerak.
Populasi perempuan semakin banyak, kekerasan semakin merambak.
Populasi laki-laki semakin sedikit, tanggung jawab semakin devisit.
Materi menjadi segalanya mengalahkan Tuhannya.
Makhluk sosial tipu muslihat jika niat kepentingan sesaat yang tak maslahat.
Tak usah bicara ikhlas kalau masih masih menindas.
Tak usah bicara kerja sosial kalau nyatanya cuma membual.
Manusia yang tak manusiawi sudahi tipu daya duniawi.

Anisul Fahmi




Ciputat 24-12-17

Tadarus Salih Ritual Kyai Hasyim Asy’ari

Tadarus Salih Ritual Kyai Hasyim Asy’ari Oleh: Anisul Fahmi Kyai Hasyim Asy’ari sosok figur yang sangat produktif dalam dunia k...