Semakin
banyak bicara semakin pula ia dipercaya benar adanya.
Kapasitas
ilmu itu soal belaka yang penting retorika membius banyak mata.
Tak
peduli salah atau benar asal audiens menilai pintar. Belajar dengan instans
baginya sudah mapan.
Merasa
pintar semakin lupa sadar akan belajar. Merasa mampu semakin lupa sadar akan
kurangnya ilmu.
Disisi
lain banyak ilmunya namun tak cakap berbicara dengan kaya akan bahasa.
Bisa
saja dia tak ada relasi menuju ke sana. Atau karena sibuk mencari suaka untuk
ekonomi keluarga.
Bukan
kah banyak bicara banyak lupa sehingga berbuat dosa ?
Berdosa
jika banyak berbicara tak berdasarakan kebenaran yang ada.
Diam
tanpa menyadarkan akan kebatilan hakikatnya dia membiarkan.
Di
zaman penuh dengan caci maki masih saja berdiam diri tanpa peduli.
Di
zaman yang penuh semu tak lagi harus rendah hati untuk berbagai Ilmu.
"Berkatalah baik, benar dan maslahah jika tak mampu lebih baik diam dari
pada bikin fitnah".
Anisul Fahmi
07-12-17
#JanganLupaBahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar